Pages

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

“ Ilmu pengetahuan” lazim digunakan  dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari dua kata, “ ilmu “ dan “ pengetahuan “, yang masing-masing punya identities sendiri-sendiri. Dikalangan ilmuwan ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat tidaklah sederhana karena bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat merangsang budi. Dan oleh Bacon & David Home pengetahuan diartikan sebagai pengalaman indera dan batin. Menurut Imanuel Kant pengehuan merupakan persatuan antara budi dan pengalaman. Dari berbagai macam pandangan tentang pengetahuan diperoleh  sumber-sumber pengetahuan berupa ide, kenyataan, kegiatan akal-budi,  pengalaman, sintesis budi, atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk membuktikan pengetahuan itu benar, perlu berpangkal pada teori kebenaran pengetahuan :
  1. Pengetahuan dianggap benar apabila dalil (proposisi) itu mempunyai hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu
  2. Pengetahuan dianggap benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan
  3. Pengetahuan dianggap benar apabila mempunyai konsekwensi praktis dalam diri yang mempunyai pengeahuan itu.
Selengkapnya...

Masyarakat Perkotaan dan Perdesaan

PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.

MASYARAKAT PEDESAAN
desa 
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.

Selengkapnya...

Agama dan masyarakat

Kemarin dalam kuliah malam di Sekolah Teologia di Bandung dibahas soal
'Dampak Sosial Perkotaan dari Urbanisasi dan peran Gereja'. Menarik bahwa
belasan mahasiswa yang semuanya para profesional yang di pagi harinya
bekerja di bidang profesi masing-masing itu cukup antusias berdiskusi
menyoroti tanggung jawab umat Kristen dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak
kurang masalah pengangguran, kemiskinan, gelandangan, anak jalanan,
pelacuran, kekerasan, kriminalitas, HAM dan keadilan perkotaan didiskusikan
dengan antusias.

Kelihatannya gayung bersambut karena ketika membuka internet pagi ini
diterima undangan untuk berceramah di Camp Alumni Fakultas Tehnik UGM yang
ingin membahas tema yang sama dengan tujuan dalam proposalnya yang berbunyi
antara lain: "Pemberdayaan potensi, talenta dan sumber daya alumni untuk
memberikan karya dan kasih kepada masyarakat, bangsa, dan negara."
Suatu kegembiraan bahwa di kalangan agama sudah meningkat adanya kepekaan
sosial dan kepedulian untuk melayani masyarakat seutuhnya, karena kita
mengetahui dari sejarah bahwa banyak sekali penganut agama yang sangat peka
terhadap keyakinan mereka tetapi kurang peka dan peduli terhadap apa yang
disuruh dalam agama itu.
Selengkapnya...

Kekerasan dalam berpacaran

Seharusnya pacaran itu menyenangkan. Kita punya orang yang menyayangi kita dan kita sayangi. Tapi kita sering tidak sadar sebuah hubungan pacaran berubah menjadi tidak sehat dan dipenuhi kekerasan.
 
Bicara soal kekerasan dalam pacaran (KDP) yang terbayang di kepala kita adalah perlakuan semena-mena secara fisik pada pacar. Seperti, pukulan atau paksaan melakukan hubungan seksual.

Menurut Making Waves, sebuah organisasi yang menangani KDP remaja di Amerika, KDP terjadi ketika kita berpacaran dengan seseorang yang menggunakan penyiksaan fisik, seksual, dan emosional untuk mengutarakan perasaannya. Berbeda dengan penyiksaan fisik dan seksual, siksaan emosional tidak meninggalkan luka yang jelas dan sulit dijelaskan, tapi efeknya bisa lebih parah dari pada luka fisik.
Selengkapnya...