Pages

Makna Tanggung Jawab

Manusia dan Tanggung Jawab
 

Tanggung jawab, adalah kesadaran manusia terhadap tingkah laku atau perbuatannya, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah SWT harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.

Firman Allah:
Surat Al Muddatsir (QS, :38):
كل نفس بما كسبت رهينة
Terjemah: Tiap-tiap diri (individu) bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

Sesuai dengan surat dan ayat di atas, tampak bahwa makna tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Dikatakan demikian, karena manusia selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga merupakan makhluk Tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk bertanggung jawab mengingat ia dalam kehidupannya mementaskan sejumlah peranan dalam konteks sosial, individual, maupun teologis.
Di dalam konteks sosial, manusia merupakan makhluk sosial, dimana ia tidak dapat hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai sendiri. Misalnya Nabi Adam as yang diciptakan Allah sebagai khalifahNya di bumi. tidak bisa hidup sendirian. Oleh karenanya, Allah SWT menciptakan Hawa sebagai pendampingnya.

Firman Allah :
Surat Al Baqarah (QS, 2: 30):
وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم ما لا تعلمون
Terjemah: Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Firman Allah :
Surat An Nisaa b(QS, 4: 1):
يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا
Terjemah: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Tanggung jawab manusia dalam konteks individual berkaitan dengan konteks teologis, manusia sebagai makhluk individual harus bertanggung jawab terhadap dirinya (keseimbangan jasmani dan rohani) dan harus bertanggung jawab kepada TuhanNya (sebagai pencipta). Tanggung jawab manusia terhadap dirinya akan lebih kuat intensitasnya apabila ia memiliki kesadaran yang mendalam, juga akan muncul sebagai akibat keyakinannya terhadap suatu nilai. Demikian juga tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, timbul karena manusia sadar akan keyakinan nilai-nilainya, keyakinan terhadap nilai-nilai yang bersumber dari jalan agama, maka ia harus bertanggung jawab terhadap kewajiban menurut keyakinan agamanya.
Sedangkan tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia, adalah suatu keberanian, orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Ia harus jujur terhadap dirinya dan terhadap orang lain, tidak pengecut dan mandiri. Dengan rasa tanggung jawab, ia akan berusaha melalui seluruh potensi dirinya dan mau berkorban demi kepentingan orang lain.
Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban, kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang merupakan tandingan terhadap hak, namun dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka dengan tanggung jawab, ia harus bertanggung jawab terhadap kewajibannya.

Kewajiban pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian:

1.Kewajiaban terbatas, kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada setiap orang sama, tidak dibeda-bedakan. Contoh seperti undang-undang yang mengatur larangan membunuh, mencuri dan hukuman-hukumannya;
2.Kewajiban tidak terbatas, kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi karena dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebijakan.

Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagian, karena ia telah dapat menunaikan kewajibannya. Kebahagiaan tersebut dapat dirasakan baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain, sedangkan orang yang tidak bertanggung jawab akan menghadapi kesulitan karena ia tidak mengikuti tata krama, aturan atau nilai-nilai yang berlaku.
Problem utama yang dihadapi pada saat ini sehubungan dengan tanggung jawab, adalah rusaknya peranan moral dan rasa hormat diri terhadap pertanggung jawaban.
Orang yang bertanggung jawab itu idealnya adil, atau mencoba berbuat adil, akan tetapi adakalanya orang yang bertanggung jawab tidak dianggap adil karena telah runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya. Orang demikian tentunya pada akhirnya akan diminta tanggung jawabnya oleh Khalik Sang Pencipta, Dia tidak nampak tapi menggerakkan dunia dan mengaturnya. Jadi, orang semacam ini akan bertanggung jawab kepada Tuhannya.

MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

Sesuai dengan Surat Al Muddatsir (QS, 74: 38) yang telah diuraikan di atas, tanggung jawab itu sifatnya kodrati, sesuai dengan konteks perannya ia bisa sebagai makhluk individual, sosial, juga sebagai makhluk Tuhan, maka tanggung jawab manusia sesuai dengan kodrat dan perannya, meliputi:

a. Tanggung jawab terhadap diri pribadi.
Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan baik disengaja atau tidak. Oleh karena itu, ia harus bertanggung jawab atas diri pribadinya. Sebagai contoh, karena lengah waktu berjalan seseorang terperosok dan terkilir kakinya, konsekuensinya ia harus istirahat dan tinggal di rumah beberapa hari. Hal ini merupakan tanggung jawab pribadinya.

b. Tanggung jawab keluarga
Lembaga sosial terkecil adalah keluarga, keluarga kecil (nuclier familly) dan keluarga besar (extended familly). Dalam hal ini setiap anggota keluarga harus mempunyai tanggung jawab terhadap keluarganya, tanggung jawab tersebut menyangkut nama baik, kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan keluarga.

c. Tanggung jawab kepada masyarakat
Manusia adalah makhluk sosial, ia merupakan anggota masyarakat. Ia hidup bersama ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu dalam berfikir, bertindak dan sebagainya manusia terikat oleh masyarakat. Maka wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

d. Tanggung jawab kepada Bangsa dan Negara
Suatu kenyataan bahwa setiap manusia adalah warga negara suatu negara, maka tentunya dalam berfikir dan bertindak, manusia dalam hal ini terikat oleh norma-norma yang dibuat oleh negara. Manusia (baca warga negara) tidak dapat berbuat semaunya sendiri, maka apabila perbuatannya salah ia harus bertanggung jawab kepada negara.

e. Tanggung jawab kepada Tuhan
Tanggung jawab manusia kepada Tuhan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus bersyukur kepada Tuhan atas karuniaNya, menciptakan manusia dan memberinya rizki. Oleh karenanya, manusia wajib mengabdi kepada Tuhan.
Ini sesuai dengan firman Allah:
Surat Adz DZaariyat (QS, 51: 56): وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Terjemah: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Dalam ayat pada surat tersebut di atas, makna menyembah sama dengan mengabdi kepada Tuhan, sebagai wujud tanggung jawab kepada Tuhan. Tanggung jawab erat kaitannya dengan kewajiban, kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan kepada seseorang. Namun Allah SWT Maha Penyayang, Allah SWT tidak memberikan beban kepada hambaNya diluan kemampuannya,
sebagaimana firman Allah:
Surat Al Baqarah (QS, 2: 286): لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به واعف عنا واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين
Terjemah: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak, dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya, yaitu bahwa manusia mempunyai kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesamanya.
 Kewajiban terhadap Allah dengan menyembahNya dan kewajiban terhadap sesama adalah dengan cara berbuat baik.
Firman Allah:
Surat An Nisaa (QS, 4: 36): واعبدوا الله ولا تشركوا به شيئا وبالوالدين إحسانا وبذي القربى واليتامى والمساكين والجار ذي القربى والجار الجنب والصاحب بالجنب وابن السبيل وما ملكت أيمانكم إن الله لا يحب من كان مختالا فخورا
Terjemah: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Orang yang bertanggung jawab akan memperoleh haknya berupa kebahagiaan, karena ia telah dapat menunaikan kewajibannya. Problema utama yang dirasakan saat ini sehubungan dengan tanggung jawab, adalah banyaknya orang yang tidak bisa membedakan antara hak dan kewajiban, atau mencampuradukkan antara hak dan yang batil. Dalam hal ini Allah melarang orang yang mencampuradukkan antara yang hak dan batil.
Sebagaimana firman Allah:
Surat Al Baqarah (QS, 2: 42):
ولا تلبسوا الحق بالباطل وتكتموا الحق وأنتم تعلمون
Terjemah: Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

Makna dari ayat pada surat di atas, adalah akibat lemah dan rusaknya moral serta harga diri terhadap tanggung jawabnya. Orang yang demikian, tentunya akan dimintakan pertanggung jawaban segala sesuatunya oleh Tuhan, Dia tidak tampak, namun Dia yang Maha Kuasa menviptakan alam semesta beserta isinya dan Maha Bijaksana untuk mengaturnya.

Amiin Ya Rabbal Alamiin.

Sumber:
1. Al Qur'anulkarim;
2. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, Drs. H. R. Notowidagdo, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1997M.
3. http://www.dprd-cirebonkab.go.id/artikel/makna-tanggung-jawab.php

0 komentar:

Posting Komentar